Selasa, 14 September 2010

Penyelamatan Lingkungan Melalui Pertanian

Revolusi hijau telah membuat Indonesia berhasil mencapai swasembada beras tahun 1984. Namun dibalik kesuksesan itu menyisakan lahan petani kecil yang semakin sempit, sawah yang kritis, serta ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida. Permasalahan dampak revolusi hijau belum selesai, namun seiring waktu muncul tahap baru dalam pertanian yaitutanaman transgenik atau Genetically Modified Organism (GMO).Saat ini orang berpaling GMO untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia yang terus meningkat. Tetapi sampai saat ini masih ada kontroversi mengenai keuntungan dan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh organisme hasil rekayasa genetika.

Penulisan bertujuan mengkaji keuntungan dan kerugian GMO pada pertanian Indonesia terhadap lingkungan; dan memberikan sumbangan pikiran untuk menekan dampak negatif digunakannya GMO terhadap lingkungan dan usaha menyelamatkan pertanian Indonesia melalui sitem pertanian berkelanjutan. Metodologi yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah studi pustaka. Masalah yang dibahas didasarkan pada data serta telaah pustaka untuk menghasilkan alternatif pemecahan masalah atau gagasan/ide yang inovatif serta realistis untuk dapat diimplementasikan.

Tanaman transgenik (GMO tanaman) saat ini masih mengundang kekhawatiran bahwa tanaman ini akan mengganggu keseimbangan lingkungan. Gen makhluk hidup lain yang disisipkan ke tanaman transgenik memang mungkin menyebar ke tanaman lain. Bila serbuk sari dari tanaman transgenik menyebar ke tanaman nontransgenik, baik oleh angin atau serangga, kemungkinan terjadilah penyerbukan silang. Aliran gen yang mengkontaminasi tumbuhan di sekitarnya bisa menyebabkan terjadinya genetik drift dan erosi genetik, sehingga varietas-lokal unggul yang bisa dijadikan komoditas andalan suatu daerah berubah penampilannya atau hilang.

Mengadopsi teknologi baru, manfaat harus bisa diambil dan meminimalkan kerugian. Oleh karena itu perlunya ada aturan yang tegas dalam penggunaaan teknologi tersebut. Semua pihak perlu menerapkan prinsip kehati-hatian, keterbukaan informasi, pelibatan masyarakat luas dalam penyusunan dan implementasi kebijakan.

Masyarakat harus disiapkan untuk menghadapi kehadiran GMO. Ini beralasan karena pengaruh globalisasi telah merambah ke bidang pertanian dan tidak GMO telah masuk ke Indonesia. Salah satu rekomendasi adalah sistem pertanian berkelanjutan. Pada sistem pertanian berkelanjutan, proses produksi pertanian memaksimalkan penggunaan input lokal dan mengurangi bahkan mengilangkan input eksternal terutama produk pabrik, juga memberikan ruang bagi berkembangnya pengetahuan dan inisiatif lokal. Langkah kunci dalam penggunaan input lokal adalah pemakain benih lokal. Para petani adalah penghasil benih dan penyedia benih. Kegiatan mereka menyumbang kepada upaya pelestarian, pembenihan, dan pemanfaatan spesies dan varietas yang beraneka ragam. ”Save Our Seeds” sangat cocok sebagai bahasa kampanye penyelamatan benih juga pertanian Indonesia. Dengan sistem pertanian berkelanjutan, diharapkan petani mampu menekan biaya produksi dan menghasilkan panen yang melimpah.

1 komentar:

  1. Artikel anda itu berdasarkan pemikiran anda sendiri atau cuma Copy dari internet. Masalahnya artikelnya sangat bagus dan ilmiah????

    BalasHapus